top of page
Search
  • izzulllislam

Ilmu Tajwid dan Terjaganya Al-Qur’an Sampai ke Tiap Hurufnya



 إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.” (QS. Al-Hijr/15:9)

  Terjaganya Al-Qur’an dapat dibuktikan; baik dengan tulisan, maupun melalui jalur transmisi (isnad) yang dipraktekkan oleh para ahli Qur’an sehingga mencapai derajat mutawatir (derajat tertinggi yang tidak diragukan lagi keautentikannya). Termasuk di dalamnya tajwid. Ada pun pengertian tajwid:

إخراج كلّ حرف من مخرجه وإعطاءه حقّه ومستحقّه من الصّفات
(Ikhrooju kulli harfin makhrojihi wa I’thoo-uhu haqqohu wamustahaqqohu minasshifaati)
“Mengucapkan setiap huruf dari makhraj (tempat keluarnya) serta memberikan hak dan mustahaq dari sifat-sifatnya.”

Pengertian Makhraj Huruf

Secara bahasa, makhraj adalah موضع الخروج (maudhi’ul khuruuj) yakni tempat keluar. Sedangkan menurut istilah:

هوإسمٌ للْمحلّ الّذى ينشأ منه الحرف
(huwa ismun lilmahalli al-ladzii yunsya-u minhu al-harf)
“Suatu nama tempat, yang pada tempat tersebut huruf dibentuk (atau diucapkan)”

 

Contohnya makhraj huruf ض (dhad) yang keluar dari dua sisi lidah.


Pengertian Sifat Huruf

Sifat menurut bahasa, adalah:

ما قام بالشيئِ من المعانى كالْعلم والْبياض أو السّواد وما اشبه ذلك
(maa qooma bisysyai-i minalma’aanii kal’ilmi wal bayaadhi aw as-sawaadi wa maa asybaha dzalik)
“Apa-apa yang ada pada sesuatu yang dapat memberi makna seperti: ilmu, putih, hitam, dan apa-apa yang menyerupai"

 

Sedangkan menurut istilah:

كيفيّةٌ عارضةٌ للْحرف عند حصوله في المخرج من الجهر و الرّخاوة وما أشبه ذلك
(kaifiyyatun ‘aaridhotun lilharfi ‘inda hushuulihi fii al-makhroji minaljahri wa ar-rokhoowati wa maa asybaha dzalik)
“Sifat yang baru datang pada saat huruf itu keluar dari makhrajnya yaitu: jelas, lunak dan lain sebagainya.”

Contohnya seperti sifat huruf ش (syin) yakni tafsysyi dan ض (dhad) yakni istitholah.


Makhraj dan Sifat Huruf Al-Qur’an Tidak Pernah Berubah

Tajwid yang dipraktikkan oleh ahli Al-Qur’an saat ini, pun tidak pernah berubah sejak zaman Rasulullah. Berdasarkan definisi di atas, artinya sampai kapan pun, “setiap huruf” (كلّ حرفٍ) Al-Qur’an itu sama cara dibacanya sebagaimana Nabi dulu membaca huruf-huruf Al-Qur’an sesuai makhraj dan sifat-sifatnya.


Mungkin ada yang bertanya, apakah informasi mengenai tajwid (makhraj dan sifat huruf) tersebut secara spesifik terdapat dalam Al-Qur’an mau pun hadits? Seperti yang pernah ditanyakan kepada Syekh Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Beliau menjawab:

“. . .Ada pun dimintanya dalil dari al-Kitab maupun as-Sunnah tentang hukum-hukum (tajwid) tersebut, maka tentu permintaan ini merupakan kesalahan. Sebab hukum yang dimaksud sampai kepada kita secara mutawatir ‘amaliy. Kita mempelajari qira’ah al-Qur’an dari guru-guru dan bapak-bapak kita dengan cara demikian. Mereka pun belajar dari guru-guru dan bapak-bapak dengan cara yang sama dan seterusnya, sampai pada masa Sahabat yang mereka mempelajarinya dari Rasulullah. . .”

Pun, hukum-hukum yang mutawatir ‘amaliy (terjaga melalui praktik talaqqi atau belajar face to face dengan guru), juga terdokumentasi dengan baik dalam banyak ringkasan yang dibuat oleh ulama Qur’an. Yang kemudian dikenal sebagai mutun tajwid. Salah satu yang paling populer adalah karangan Imam Ibnul Jazari rahimahullah (751 – 833 H), yakni “al-Muqaddimah fii maa ‘alaa Qari’i al-Qur’an an Ya’lamah”. Atau lebih sering disebut “Al-Muqaddimah Jazariyyah”.


Contoh

Pada huruf ش (syin) dan ض (dhad) sebagaimana disebutkan di atas. Imam Ibnul Jazary menyebut cara membaca kedua huruf tersebut beserta sifatnya dalam satu bait:

وللتّفشّي: الشّين, ضادًااسْتطلْ
(Wa li at-tafassyi asy-syiinu Dhaadanistathil)
“Huruf syin memiliki sifat tafasysyi, sedangkan huruf dhad memiliki sifat istitholah”

Sifat tafasysyi yakni pengucapan yang disertai menyebarnya angin di dalam mulut ketika mengucapkan huruf. Sedangkan sifat istitholah yakni pengucapan huruf yang disertai memanjangnya suara dari awal sisi lidah sampai ujung lidah

 

Begitu pun dalam hal makhraj atau tempat keluarnya huruf ketika diucapkan. Huruf ض (dhad) harus dikeluarkan dari dua sisi lidah (boleh keduanya atau salah satunya) yang bertemu dengan gigi geraham. Imam Ibnul Jazari mengatakan:

والضّاد: من حافته إذ وليا – لاضراس من أيسر أوْ يمناها
(wa adh-Dhaadu min haafatihi idz waliyaa – Laadhroosa min aysaro aw yumnaahaa)
“Huruf dhad keluar dari sisi lidah yang diikuti (disentuhkan) pada gigi geraham bagian atas, boleh menggunakan sisi lidah yang paling mudah (kiri) atau kanan.

Ilmu Para Ahli Qur’an di Setiap Zaman Bersambung Sampai Rasulullah


Tata cara membaca huruf Al-Qur’an, seperti ش (syin) dan ض (dhad), baik oleh Imam Ibnul Jazari, murid-muridnya yang mendapatkan sanad, serta guru-guru beliau, yang mana rantai pengajaran tersebut bersambung sampai Nabi Muhammmad —adalah sama; tidak pernah berubah. Hal ini dapat diketahui dengan membaca mutun tajwid karya ulama Qur’an lain yang mutqin dan berbeda zaman.


Oleh karenanya, pengucapan huruf ض harus dikeluarkan melalui dua sisi lidah, tidak bisa dari ujung tengah lidah. Begitu pun dengan makhraj dan sifat huruf lain. Begitu selamanya, tidak akan pernah berubah.


Allahummarhamnaa bil Qur’an

Wallahu a'lam bisshawaab



34 views0 comments

댓글


Post: Blog2_Post
bottom of page