top of page
Search
  • izzulllislam

Nubuat Muhammad ﷺ: Nabi Bani Kedar dalam Perspektif Agama Abrahamik (Bagian Pertama)

Updated: Dec 7, 2020


Illustration: Abraham and Ishmael (Peace be upon them)

Siapakah Kedar? Yakni anak Ismail ‘alaihissalam yang kedua; darinya dapat ditemukan benang merah sekaligus bukti alternatif atas nubuatan Nabi Muhammad ﷺ dalam kitab agama Abrahamik (Islam, Kristen, dan Yahudi).


Pertama-tama, Al-Qur’an menyebutkan bahwa para Nabi memiliki perjanjian kepada Tuhan. Mulai dari Adam hingga Isa ‘alaihumussalam mengenai Nabi yang datang kemudian. Dalam konteks yang relevan dengan zaman sekarang, tentu saja adalah Nabi setelah Isa Al-Masih, tidak lain yakni Nabi Muhammad ﷺ.


وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ النَّبِيِّينَ لَمَا آتَيْتُكُمْ مِنْ كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ وَلَتَنْصُرُنَّهُ ۚ قَالَ أَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَىٰ ذَٰلِكُمْ إِصْرِي ۖ قَالُوا أَقْرَرْنَا ۚ قَالَ فَاشْهَدُوا وَأَنَا مَعَكُمْ مِنَ الشَّاهِدِينَ

Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya". Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" Mereka menjawab: "Kami mengakui". Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu" (Qs. Ali Imran/3:81)


Secara mainstream, kita mendengar bahwa nubuat Nabi Muhammad ﷺ telah termaktub dalam kitab-kitab terdahulu, semisal Taurat dan Injil. Kaum muslimin biasanya berpegang pada ayat dari Surat ke-61 dalam Al-Qur’an:


وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ. . .

Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya AHMAD. . .(Qs. As-Saff/61:4)


Bahasan mengenai berita kedatangan Nabi Muhammad ﷺ dalam kitab terdahulu biasanya selalu berkutat pada Shir Hashirim, di mana umat Islam mengklaim bahwa telah disebutkan nama Muhammad di Kitab Kidung Agung/5:16 maupun tentang “Penolong” dalam Injil Yohanes/14:16 (yang juga diduga sebagai Nabi Muhammad).


Pada kesempatan kali ini, penulis akan coba membahas topik yang mungkin jarang didengar oleh sebagian orang berkaitan dengan nubuat Nabi Muhammad ﷺ.


(1) Benarkah klaim yang menyatakan bahwa Ismail dan keturunannya dianugerahi tanggung jawab kenabian dari Tuhan? Jika tidak, maka Muhammad bukan nabi. Sebab ia adalah keturunan Ismail.

(2) Bagaimana pandangan ketiga Agama Abrahamik mengenai Kedar? Apakah benar ia merupakan salah satu bukti mengenai nubuatan Muhammad sebagai Nabi terakhir?


Pada bagian pertama, penulis akan membahas terlebih dahulu mengenai poin nomor satu. Sekaligus menjawab tuduhan yang menyatakan bahwa Muhammad ﷺ bukanlah Nabi, disebabkan leluhurnya (Ismail) tidak mendapat tanggung jawab kenabian beserta dengan keturunannya; bahkan ada pula yang mengatakan bahwa Ismail tidak dianggap sebagai keturunan Ibrahim.


Dalam mencapai pemahaman yang paripurna atau rinci mengenai nubuatan Muhammad ﷺ sebagai keturunan dari Kedar (قيدار) bin Ismail, pembahasan mengenai poin pertama ini sangat penting. Perlu ditunjukkan bukti bahwa Ismail dan keturunannya memiliki keistimewaan berupa garis kenabian.


Perjanjian Allah dengan Keturunan Ibrahim


Allah ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:


وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَجَعَلْنَا فِي ذُرِّيَّتِهِ النُّبُوَّةَ وَالْكِتَابَ وَآتَيْنَاهُ أَجْرَهُ فِي الدُّنْيَا ۖ وَإِنَّهُ فِي الْآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ


Dan Kami anugrahkan kepadanya (Ibrahim): Ishak dan Ya'qub, dan Kami jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang saleh (Qs. Al-Ankabut/29:27)


Jika membaca ayat di atas, dapat dilihat bahwa hanya Ishak dan Ya’qub saja yang dianugerahi kenabian, Ismail tidak termasuk. Sementara umat Islam meyakini bahwa Nabi Muhammad ﷺ adalah keturunan Ismail. Sebagaimana dituduhkan non-muslim, mungkinkah selama ini umat Islam salah karena telah menganggap Ismail serta sosok dari Arab sebagai Nabi?

Masih relevan dengan ayat Qur'an yang dikutip barusan, perjanjian Tuhan dengan para Nabi juga tercantum di dalam Bible.Di dalamnya pun hanya menyebutkan Ibrahim, Ishak dan Ya’qub sebagai orang-orang yang mengadakan perjanjian dengan Tuhan.


Pada hari itulah Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abraham serta berfirman:’ Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat.’ (Kitab Kejadian/15:18)


Tetapi perjanjian-Ku akan kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga. (Kitab Kejadian/17:21)


Dan negeri ini yang telah Kuberikan kepada Abraham dan kepada Ishak, akan Kuberikan kepadamu dan juga kepada keturunanmu (Yakub). (Kitab Kejadian/35:12)


Sampai sini kita harus sepakat terlebih dahulu mengenai titik temu dari ketiga agama Abrahamik: Al-Qur’an maupun Torah menyatakan bahwa Tuhan akan mengadakan perjanjian kepada keturunan Abraham.


Namun jika berbicara dari perspektif Islam, Al-Qur’an dan Hadits autentik tidak memberi pengecualian terhadap Ismail, yang lumrah dikenal kaum muslimin sebagai keturunan Ibrahim sekaligus nabi. Terdapat begitu banyak dalil yang menunjukkan bahwa Ismail (memang) adalah Nabi. Misal Qs. An-Nisa/4:163 dan Maryam/19:54.


Abdullah Yusuf Ali memberi komentar terhadap Qs. Al-Ankabut/29:27.

Ishak adalah anak Ibrahim dan Ya’qub adalah cucunya. Garis keturunannya juga mencakup Ismail, anak tertua dari Ibrahim. Masing-masing dari mereka menjadi puncak kerucut atas jalur kenabian dan pewahyuan. Ishak dan Ya’qub melalui Musa ‘alaihissalam, sedangkan Ismail melalui Nabi Muhammad. Ya’qub mendapatkan nama “Israel” di Bethel (Lihat: Kitab Kejadian/32; 28; 35:10), dan keturunannya mendapatkan gelar “Anak-anak Israel”


Beda halnya jika merujuk kepada Alkitab, di sana disebutkan pengecualian terhadap Ismail, dan hanya Ishak sajalah yang dianggap sebagai keturunan Abraham sekaligus dianugerahi hak atas perjanjian Tuhan (baca: garis kenabian).


Dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu. (Roma/9:7)


“Perjanjian Sunat”: Bukti Ismail Keturunan Ibrahim #1


Akan tetapi apabila ditelisik lebih lanjut, Roma pasal 9 ayat 7 tersebut bertentangan dengan ayat lain di dalam Bible, misalnya seperti Kitab Kejadian pasal 17, di sana disebutkan mengenai perjanjian Tuhan kepada Ibrahim beserta keturunannya. Tanda perjanjian tersebut berupa khitan (sunat).


Bagaimana cara membuktikan bahwa Ismail adalah keturunan Ibrahim yang juga memiliki hak atas perjanjian Tuhan? Silakan baca Kitab Kejadian pasal 17 ayat 7-11.


Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau (Abraham) serta benihmu turun-temurun, menjadi perjanjian yang kekal, supaya aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu. Kepadamu dan keturunanmu akan kuberikan negeri yang kudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka. “Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun. Inilah perjanjian-Ku, yang kamu harus pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat. Haruslah dikerat kulit khatan-mu dan itulah (yang) akan menjadi tanda perjanjian antara aku dan kamu (Kitab Kejadian/17:7-11)


Jelas bahwa Ismail juga sama dengan Ishak. Sebab jika Ismail tidak memiliki hak atas perjanjian Tuhan sebagaimana Ishak, maka tidak seharusnya ia di-khitan, yang mana hal tersebut adalah TANDA perjanjian Tuhan dengan Abraham.


Dan Ismael, anaknya, berumur tiga belas tahun ketika dikerat kulit khatan-nya. Pada hari itu juga Abraham dan Ismael. anaknya, disunat. (Kitab Kejadian/17:25-26)


Bangsa Besar dari Benih Ismail: Bukti Ismail Keturunan Ibrahim #2


Untuk memperkuat argumentasi, penulis menambahkan komentar dari William Muir (1819-1905 M), seorang orientalis yang paling keras dalam mengkritik Islam. Dalam tulisannya berjudul “Life of Mahomet” jilid ke-1, dia mengakui bahwa Ismail merupakan keturunan Abraham, serta apa yang Tuhan janjikan kepadanya telah terpenuhi.


The divine promise of temporal prosperity in favour of the seed of Ishmael was faithfully fulfilled. His twelve sons became "twelve princes according to their nations.” (William M., 1861:111)


(Janji Tuhan mengenai kemakmuran duniawi. . .atas keturunan Ismail telah terpenuhi. Kedua belas putranya menjadi “Dua belas orang raja menurut bangsanya masing-masing”)


Sebagai penjelas, dalam Pentateukh (Taurat) teks Samaritan disebutkan:


And also of the son of this maid will i make a great nation, because he is your descendant (Genesis/21:13)


(Dan juga dari anak pembantu ini akan aku jadikan bangsa yang besar, karena dia adalah keturunan kamu) [Kitab Kejadian/21:13]


Ayat-ayat tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa Ismail juga mempunyai hak atas perjanjian Tuhan. Di mana keturunan Ismail akan menjadi sebuah bangsa yang besar. Jika demikian, maka tidak ada lagi alasan untuk berkata bahwa Ismail bukan keturunan Abraham.


Ishak dan Ismail sama-sama keturunan Abraham;

Keduanya memiliki tanda perjanjian dengan Tuhan, yakni dengan sunat;

Keturunan keduanya dianugerahi kemakmuran duniawi, (yakni) sebagai bangsa yang besar;


Beberapa ayat di atas adalah dalil yang kuat bahwa Ismail dan keturunannya juga dijanjikan kenabian sebagaimana Nabi Ishak alaihissalam.


Sebagai penutup di bagian pertama, penulis ingin menyampaikan satu fakta menarik mengenai jauhnya perbedaan Taurat versi teks Samaritan dan Masoret, di mana Masoretic text (teks Masoret) adalah teks yang menjadi basis terjemahan dari King James Version KJV) maupun American Standard Version (ASV).

Bersambung. . .

835 views0 comments

Комментарии


Post: Blog2_Post
bottom of page